Selainnya harganya yang masih lumayan tinggi, ada banyak argumen kenapa belum semuanya orang tertarik beli mobil listrik. Satu diantaranya ialah minimnya info yang pas hingga memunculkan beragam mitos berkenaan mobil listrik.
Hyundai pernah lakukan jajak opini lewat OnePoll ke masyarakat Inggris, khususnya pemakai mobil dengan mesin diesel dan bensin. Pertanyaannya, kenapa mereka tidak ingin berpindah ke kendaraan listrik? Sekitaran 46 % informan akui cemas dengan performa kendaraan listrik.
Ada yang berasumsi kendaraan listrik tidak aman pada kondisi hujan atau badai petir. Selanjutnya sekitar 28 % mengaku kurang ketahui mengenai electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Bagus sekali untuk dengar beberapa salah paham mereka mengenai kendaraan listrik. Walau sebenarnya mobil listrik itu sama amannya dengan mobil bensin atau diesel,” kata Sylvie Childs sebagai Senior Product Manajer at Hyundai Motor UK.
Mitos lain berkenaan mobil listrik yang tersingkap dalam survey itu yaitu 18 % informan akui berasa tidak aman bila memakai kendaraan listrik di saat melalui badai petir. Selanjutnya sekitar 22 % menjelaskan tidak merasakan aman saat lakukan pengisian daya pada mobil listrik.
Adapun menjaga mobil listrik memang sedikit berbeda dibandingkan menjaga mobil dengan mesin bensin atau solar. Bila mobil konservatif memerlukan perawatan seperti menukar oli atau bersihkan injektor, karena itu hal yang penting jadi perhatian pada mobil listrik ialah menjaga battery mobil listrik supaya kekuatannya tidak menyusut mencolok.
Secara umum mobil listrik atau PHEV rerata mempunyai garansi battery sampai 10 tahun. Tetapi bila pemakaiannya tidak betul, karena itu pasti dapat memengaruhi umur gunakan battery tersebut.
Saat ingin isi ulangi battery, seharusnya saat status battery di bawah dua puluh %. Ini mempunyai tujuan untuk menghindar pengurangan performa battery yang bisa lebih cepat.
Terima kasih sudah membaca artikel Apa Saja Mitos yang Tersebar di Masyarakat Seputar Mobil Listrik?